Tuesday, October 18, 2005

Bersahabat itu pemberian

Jangan menunggu sampai kita punya apa-apa baru kita sesuatu dan menjadi sahabat bagi orang lain. Jangan menanti sampai kita jadi apa-apa baru kita berusaha menarik perhatian orang lain. Sebab orang lebih menyukai pemberian yang minim dengan cinta kasih yang besar, daripada pemberian besar yang diberikan tanpa kasih. Lebih baik kita memberi kesukaan bagi orang lain karena kita menyadari bahwa kita mengalami kesukaan dalam diri kita karena pengorbanan kita buat orang. Jangan sekali-kali memberi kalau tidak kita merasa punya cukup kasih yang menyertai pemberian kita, karena percayalah bahwa hal itu membuat kita makin merasa miskin dan menyesal. Jadilah pemberi yang merasakan kenikmatan dan kesukaan dalam memberi.



Seorang pemberi yang tulus biasanya juga punya cukup kasih yang besar untuk menolong orang lain dengan pemberian… Seorang pemberi tidak harus punya harta, tapi punya cukup hati. seorang pemberi tidak mesti punya waktu yang baik, tapi mesti punya watak yang baik. Seorang yang selalu mencari kesempatan untuk memberi, selalu mendapat kesempatan menerima, karena dalam memberi kita pasti menerima. Seseorang yang selalu sedia membuka pintu hati bagi sesamanya, pasti akan selalu mendapatkan pintu hati sesamanya yang terbuka dimanapun dimana ia berada. Berilah pemberian kepada sesama kita dengan kesadaran bahwa sesuatu pemberian kepada sesama kita sesungguhnya akan menjadi suatu pemberian bagi diri kita.



Jadilah diri kita sendiri dengan menjadi pribadi yang bersahabat. Orang yang dapat menjadi sahabat bagi orang lain, pasti juga bisa menjadikan sahabat bagi dirinya sendiri. Atau seseorang yang bisa menjadi sahabat terbaik bagi dirinya adalah pasti juga seorang yang menjadi sahabat terbaik bagi sesamanya. Dalam diri seorang sahabat sejati selalu kerinduan untuk berkorban, sebaliknya kita tak mungkin jadi sahabat sejati bila hati tak rela untuk berkorban. karena antara bersahabat dan berkorban ibarat dua sisi mata uang. dimana kita tak bisa bersahabat tanpa berkorban./Sahabat.wordpress.com


No comments: